Langsung ke konten utama

Pengaruh teknologi terhadap Desain Komunikasi Visual di era digital

Nama    : Muhamad Dafa Kusnadi

Kelas    : R4A

NPM    : 202246500046

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, halo semuanya, pada blog kali ini, saya akan membuat sedikit kajian tentang pengaruh teknologi terhadap Desain Komunikasi Visual di Era digital saat ini.

       Seperti yang kita tahu, Desain Komunikasi Visual merupakan sebuah prodi yang mempelajari ilmu tentang cara menyampaikan Pesan Visual Berbentuk teks dan gambar dari komunikator kepada komunikan atau penerima pesan. Dan di prodi Desain Komunikasi Visual, kita juga diajarkan untuk dapat mengolah pesan secara informatif, komunikatif, efektif dan se kreatif mungkin agar pesan yang kita buat melalui sebuah karya visual seperti foto, logo, poster, ilustrasi, video animasi dapat tersampaikan secara tepat sasaran kepada para komunikan atau penerima pesan.

       Dan pada era digital yang sudah semakin maju saat ini, Perkembangan dalam bidang teknologi sudah mulai berkembang dan mempermudah seorang Desainer Komunikasi Visual dalam membuat sebuah karya baik secara manual maupun digital. dan dengan perkembangan teknologi di era digital ini, seorang Desainer Komunikasi Visual dapat dengan mudah membagikan karya yang mereka buat seperti poster, foto, video animasi, atau video iklan melalui media-media baru yang menjadi wadah untuk menaruh sebuah karya seorang Desainer Komunikasi Visual seperti sosial media, Videotron, Video wall, Big screen dengan LED system sudah hadir di berbagai kota besar di pulau jawa, salah satu contoh nya kota jakarta.

       Dan dengan adanya Aplikasi aplikasi digital seperti Canva, Adobe Lightroom, Adobe photoshop, Ibis Paint, dan lain sebagainya yang sekarang sudah dapat diakses di Handphone serta jaringan internet yang sudah semakin cepat dan meluas memudahkan seseorang untuk mengupload karya nya ke sosial media yang mana dapat menjangkau semua target audience yang menjadi target pasar dari karya nya tersebut. Bukan hanya itu, Perkembangan teknologi di era digital saat ini membuat proses kreatif seorang Desainer Komunikasi Visual menjadi lebih cepat, seperti proses pengerjaan animasi 2D maupun 3D, Desain Grafis, Audio Visual, hingga pembuatan film layar. Semua proses pembuatan nya menjadi lebih cepat karena penemuan software komputer grafis yang makin canggih.

       Tentu nya saat era manual dan saat manusia masih memiliki masalah dengan keterbatasan teknologi, hal-hal semacam itu masih agak sukar untuk terwujud, terkadang muncul rasa keraguan akan hasil sebuah perancangan kreatif yang bersifat digital, keterbatasan teknologi pada zaman dulu menjadi salah satu penghalang bagi seorang Desainer Komunikasi Visual untuk memaksimal kan kemampuan nya dalam membuat sebuah karya, contoh nya dulu seorang Desainer Grafis atau Desainer Komunikasi Visual harus bolak-balik kesana kemari untuk menyiapkan sebuah perancangan kreatif, yang mana beberapa masalah dari hal tersebut sudah dapat diatasi di era digital dengan ada nya internet yang memudahkan seseorang untuk mengirim informasi atau file yang bisa dijadikan file digital dan bisa  dikirim melalui beberapa aplikasi atau website digital seperti Microsoft OneDrive, Google Drive, Dropbox, dan lain sebagainya. Salah satu contoh lainnya adalah pada zaman dahulu, sebelum adanya toko online, seseorang yang ingin membeli alat alat yang berkaitan dengan seni dan desain grafis harus membeli dan mencari ke tokonya langsung yang belum tentu stok nya tersedia pada saat itu dan harus mencari ke toko toko lainnya, namun pada era digital ini, orang-orang diberi akses kemudahan untuk membeli barang barang yang mereka inginkan termasuk barang barang yang berkaitan dengan seni dan desain grafis melalui toko online...

 

       Selain diberi kemudahan dalam membuat sebuah perancangan kreatif, era digital ini memberikan peluang karir yang lebih luas kepada lulusan prodi Desain Komunikasi Visual dan kepada seorang Desainer Grafis seperti :

1.   Animator, yang menciptakan sebuah animasi 2D atau 3D untuk sebuah film, Acara TV, Game, dan lain sebagainya.

 

2.      Web Designer, yang membuat tampilan situs web menjadi lebih menarik dan lebih kreatif

 

3.      Fotografer, yang dapat membuat  konten visual untuk media cetak maupun media online.

 

4.      Ilustrator, yang dapat membuat dan menghasilkan gambar-gambar ilustrasi untuk Media online, Buku, Majalah, Komik, dan lain sebagainya.

 

5.   Designer Interior, yang bekerja untuk merancang desain interior untuk sebuah rumah, restoran, hotel, atau bangunan komersial.

 

6.   Guru atau pengajar, Lulusan Desain Komunikasi Visual bahkan dapat menjadi seorang pengajar di sebuah sekolah atau bahkan di perguruan tinggi.

 

7.      Seniman Efek Visual, yang bekerja untuk membuat efek efek khusus pada sebuah film, iklan TV, video game, dan video kreatif lainnya.

 

       Dan masih banyak lagi peluang karir di sektor industri kreatif lainnya  yang dapat dicoba dan dijalani oleh para lulusan Desain Komunikasi Visual dan desainer grafis. Kebutuhan pasar akan Sumber daya Manusia yang mahir dalam menggunakan teknologi berbasis digital pun turut memacu terciptanya bidang ilmu baru yang berbasis digital. Demikian pula dengan profesi dan komunitas-komunitas yang berlabelkan digital, seperti Komunitas digital art, komunitas desainer web, komunitas foto digital, dan lain sebagainya yang menjadi wujud dari kebutuhan pasar yang terjadi akibat berkembang nya fasilitas fasilitas teknologi yang sudah tersedia dan mendukung perkembangan dunia industri kreatif.

       Namun era digital ini juga memiliki beberapa dampak negatif dimana ketidaksiapan mental dan keterampilan dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat seiring dengan perkembangan teknologi yang sudah semakin maju, menyebabkan seseorang dapat menggunakan segala cara. Yang salah satunya menyebabkan banyaknya kejadian pelanggaran hak cipta dalam suatu karya desain komunikasi visual seperti seringnya ditemukan foto-foto atau sebuah gambar ilustrasi yang diambil begitu saja dari internet tanpa seizin pembuat atau tanpa membayar hak royalti. Hal hal seperti ini sangat mungkin terjadi karena dengan teknologi digital, suatu hal sangat mungkin untuk di rekayasa. Selain pelanggaran hak cipta, kekhawatiran lainnya yang ada di era digital ini yaitu, seseorang bisa dengan mudahnya mengubah penyajian visual dengan berbagai macam cara alternatif di komputer atau laptopnya, serta penggunaan Artificial Intelligence yang dapat membantu manusia dalam membuat sebuah perancangan kreatif dikhawatirkan dapat menjadi salah satu potensi utama mengilangnya kreativitas dan orisinalitas manusia dalam membuat sebuah perancangan kreatif untuk karya visual. Dengan semakin maju nya algoritma Artificial Intelligence, ada resiko bahwa mereka dapat mulai menghasilkan karya seni, musik, dan karya kreatif lainnya yang kurang memiliki keunikan dan kedalaman emosi dari karya manusia.

       Hal lain yang menjadi kekhawatiran lain terkait Artificial Intelligence dalam industri kreatif adalah kurangnya kecerdasan emosional karena Artificial Intelligence belum memiliki kemampuan seperti manusia untuk memahami dan mengekspresikan emosi yang kompleks layaknya manusia. Dan itulah beberapa dampak buruk era digital untuk perkembangan Desain Komunikasi Visual dan dunia industri kreatif.

Kesimpulannya

       Berkembang nya teknologi di era digital ini dapat membantu seorang desainer grafis dalam mengasah ilmu nya di bidang seni karena pada era digital ini, seorang desainer grafis dapat mempelajari ilmu-ilmu baru tentang desain komunikasi visual melalui pembelajaran yang ada di sekolah maupun perguruan tinggi dan bisa juga melalui internet secara otodidak. Tak hanya itu, di era digital ini, prospek pekerjaan yang berkaitan dengan desain komunikasi visual pun bertambah banyak dan lebih bervariasi, perancangan sebuah karya kreatif pun dapat dibuat dengan lebih mudah dengan komputer-komputer yang memiliki software grafis yang sudah lebih canggih di era digital ini.

 

       Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam pembuatan blog ini, terimakasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Daftar Pustaka

Hartono Karnadi. (2021). Desain Komunikasi Visual di era digital. Institut Seni Indonesia Yogyakarta. https://www.researchgate.net/publication/323396051_DESAIN_KOMUNIKASI_VISUAL_DI_ERA_DIGITAL

 

Pungky Febi Arifianto. (2022). Pendidikan Desain Komunikasi Visual dalam Era Society 5.0. DeKaVe, Volume XV No. 1. Universitas Hayam Wuruk Perbanas https://journal.isi.ac.id/index.php/dkv/article/download/6167/2651

 

Pramudya Dwi Wardana, Muhajir, Marsudi. (2015). Hubungan kemampuan menggambar ilustrasi secara manual dengan kemampuan menggambar ilustrasi secara digital. Jurnal pendidikan Seni Rupa.Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015, 043-051 https://media.neliti.com/media/publications/249201-hubungan-kemampuan-menggambar-ilustrasi-71addd89.pdf

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis semiotika Roland Barthes Dalam cerita anime “Eighty Six”

  Analisis semiotika Roland Barthes Dalam cerita anime “Eighty Six” Pendahuluan Anime adalah sebuah animasi buatan jepang yang pertama kali dibuat pada tahun 1907 dengan durasi gambar bergerak selama 3 detik saja , yang pada hari ini sudah berkembang menjadi salah satu bentuk budaya yang populer, yang disukai oleh banyak orang di seluruh dunia dan memiliki penggemar yang cukup banyak. anime bukan hanya sekedar sarana hiburan semata, sebagian besar orang orang telah menjadikan anime sebagai tontonan sehari hari, dan tak sedikit juga orang orang yang menonton aime karena memiliki cerita yang menginspirasi dan memiliki beberapa pesan moral didalamnya. Anime sendiri merupakan film animasi yang bisa dibilang berbeda dari animasi animasi buatan amerika atau negara lainnya. Karena anime memiliki ciri khas nya tersendiri yang membuatnya menjadi lebih menarik, seperti gaya visual yang memiliki ciri khas nya tersendiri terutama pada desain karakter serta penyajian ceritanya yang beragam ...

Literature review 20 jurnal yang berkaitan dengan topik pembahasan kajian

  Literature review 20 jurnal yang berkaitan dengan topik pembahasan kajian Literature Review merupakan sebuah proses Evaluasi kritis terhadap berbagai sumber informasi yang relevan pada suatu topik penelitian. Isi yang ada di dalam literature review ini berupa penjelasan atau pembahasan tentang teori dari suatu temuan atau topik penelitian. Dari penjelasan teori-teori tersebut lah kita dapat menjadikannya sebagai landasan teori dalam membuat karya ilmiah atau dalam melakukan kegiatan penelitian. Oleh karena itu, dalam penugasan literature review ini, saya telah mencari beberapa jurnal untuk dijadikan sebagai referensi dan sekiranya relevan dengan teori semiotika roland barthes dan objek penelitian baru yang ingin di kaji yaitu tentang : “Analisis semiotika Roland Barthes dalam anime Eighty Six”  Link : https://mdafakusnadi046.blogspot.com/2024/06/analisis-semiotika-roland-barthes-dalam.html Pada pembahasan baru yang dijadikan sebagai objek penelitian ini, saya ingin m...

Menemukan diri dalam kajian seni rupa dan desain

        Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat malam semuanya, sebelumnya izinkan saya untuk memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. perkenalkan nama saya Muhamad Dafa Kusnadi dan teman teman saya biasa memanggil saya dengan Sebutan Dafa, saya lahir pada bulan Agustus 2003 di Bogor, Jawa barat. Hobi saya adalah bermain game, salah satu game yang paling saya sukai adalah game game bertema Hack and slash, dan salah satu game yang kurang saya sukai adalah game game bertemakan First Person Shooter karena AIM saya terbilang sangat Good Game Well Played dan tidak bisa di prediksi sampai musuh pun tidak ada yang mati di game   game yang seperti ini.       Saat ini saya sedang menjadi seorang mahasiswa semester 4 di salah satu universitas swasta yang berada di daerah jakarta yaitu Universitas Indraprasta PGRI atau lebih sering dikenal dengan sebutan UNINDRA.   Saya ma...